JAKARTA, IBNEWS.iD –Perkumpulan Profesor dan Doktor Indonesia (PPDI) resmi dikukuhkan dalam rangka memberikan kontribusi dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara.
Pendiri PPDI yang juga Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Prof Dr Iskandar Zulkarnaen menjelaskan, semula perkumpulan ini dirikan atas kegelisahan dirinya yang selama ini sering mengikuti forum pertemuan guru besar dari berbagai perguruan tinggi. Pertemuan tersebut hanya bersifat seremonial dan kurang kongkrit memberi masukan terhadap permasalahan.
“Dari (forum-forum) situ juga terjadi perdebatan istilahnya profesor dan guru besar. Jadi tidak semua profesor guru besar tapi kalau guru besar pasti profesor. Jadi yang menyangkut jenjang akademik lebih pada guru besar bukan profesor. Jadi dosen kehormatan yang tidak profesor pun bisa disebut profesor kalau di luar negeri, ” ujar Iskandar di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Rabu (20/11/19).
Iskandar mengaku mengetahui bahwa ternyata forum-forum profesor perwakilan dari perguruan tinggi ada yang belum beradan hukum.
“Saya juga salah satu anggota yang dari UIN Sunan Kalijaga menjadi anggota forum profesor itu,” imbuhnya.
Dikatakan Iskandar, Indonesia ini banyak persoalan yang harus ditangani dan tidak mungkin diselesaikan dengan cara hanya seremonial semata. Forum-forum selama ini hanya memberikan kontribusi pada masalah makro, namun sedikit yang menyentuh persoalan riil.
PPDI, kata Iskandar, merupakan wadah dari para guru besar dan doktor bukan mewakili kampus masing-masing, namun perorangan, dengan tujuan memberikan kontribusi berupa rekomendasi kepada pemerintah.
“Kita fokus pada kedaulatan pangan dan energi arahnya ke sana. Akhirnya kita bentuk di solo dibentuk lah awalnya IPDI (Ikatan profesor dan doktor Indonesia) tapi oleh Kemenkumhan tidak boleh ikatan maka berkembang lah menjadi perkumpulan profesor dan doktor Indonesia, ” tuturnya.
Dari beberapa kali pertemuan, ke depan PPDI mengembangkan lima departemen. Pertama, departemen Pendidikan dan SDM, kedua departemen SDA, ketiga departemen Inovasi dan Pengembangan, keempat Kebijakan Strategis dan kelima departemen kedaulatan pangan dan energi.
Siap Berkontribusi Untuk Bangsa
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum DPP PPDI, Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain mengaku merasa terpanggil untuk ikut membantu mengatasi persoalan yang dihadapi bangsa, khususnya dibidang kedaulatan pangan, air dan energi lewat ide dan kajian serta inovasi.
Menurut Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini, para Profesor dan Doktor yang tergabung dalam PPDI itu terlebih dahulu menginventarisir beberapa persoalan strategis yang dihadapi masyarakat dan bangsa. Seperti persoalan ketahanan pangan, energi dan juga kelangkaan sumber air.
Setelah menginventarisir berbagai persoalan, kata Iskandar Zulkarnain, selanjutnya, PPDI membuat kajian – kajian yang lebih komprehensif dan mendalam guna mencari solusi yang paling tepat, cepat dan efisien.
“Untuk satu persoalan, nanti kita akan menggelar FGD dengan para anggota, 20an anggota lah, juga pakar dan pelaku usaha. Hasil (kajian-kajian) itu nanti kita rekomendasikan ke pemerintah (Kementerian dan Lembaga) dan ditembuskan ke presiden,” ujar dia.
“(Apabila Hasil Kajiannya) Dipakai, ya alhamdulillah, tetapi kalau tidak dipakai, juga tidak apa apa. Sebab, Ini bagian dari pencerdasan dan membantu (persoalan bangsa dan negara),” ujarnya.
Senada dengan Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain, Ketua I Dewan Pengurus DPP PPDI, Prof. Dr, Indratmo Soekarno Msc mengatakan pihaknya akan berikhtiar dengan sekuat tenaga untuk membantu memecahkan persoalan yang strategis melalui ide, kajian serta inovasi.
“Ini nanti dari PPDI akan membuat FGD untuk memecahkan (persoalan) ini, mencari inovasi-inovasi,” ujar dia.
Menurut dia, Persoalan – persoalan strategis yang dialami bangsa indonesia memiliki keterkaitan satu sama lain. Seperti persoalan air dan pangan.
Menurutnya, apabila air sulit didapatkan, tentu berimplikasi pada persoalan pangan. Untuk itu, diperlukan Embung atau waduk guna mengatasi persoalan tersebut.
“(Selain itu, untuk air bersih), Kita juga mencari bagaimana terobosan – terobosan sumber air, jadi tidak hanya dari air hujan saja tetapi barangkali ada teknologi yang bisa dipakai, termasuk merecycle air yang sudah dipakai agar air itu bisa digunakan lagi dan kita pakai (air itu), kita proses kembali dan kita bisa gunakan kembali,” ujar dia.
“Atau juga kita bisa memanfaatkan air laut. Jadi sumber-sumber itu bisa digunakan lagi,” sambungnya.
Dewan Pendiri DPP PPDI, Eyang Prabu KSA mengatakan Profesor dan Doktor yang tergabung dalam PPDI ini memiliki komitmen yang sama untuk membantu bangsa dan negara.
“Ini kawan-kawan yang punya komitmen untuk membantu mencari solusi bagi persoalan bangsa, kita ingin bangsa ini kuat, tangguh, dan menjadi mercusuar peradaban dunia di masa depan,” tegas dia.
Sinergi dengan Gerakan Indonesia Bermutu Program
Pada kesempatan di akhir acara tersebut, PPDI juga memberikan kesempatan kepada TGIBIG untuk memaparkan program kerja dan Gerakan #IndonesiaBermutuProgram yang sudah lama di gagas Ahmad Nosa P.Kurniawan selaku CEO TGIBIG.
“Karena kesamaan visi, misi dan gerakan penguatan untuk kejayaan Indonesia di semua sektor, kami TGIBIG siap bersinergi dengan semua kalangan, tak terkecuali dengan PPDI, yang di dalamnya ada pakar-pakar hebat dan luar biasa di bidang-nya masing-masing,” ujar Nosa Kepada IBNEWS.id usai acara.
Menurut Pria Kelahiran Surabaya ini, Gerakan Indonesia bermutu Program terinspirasi oleh janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang termasuk dalam Pembukaan UUD 1945. Janji kemerdekaan tersebut adalah tanggung jawab kita bersama, dimanapun, kapanpun, dan siapapun. Selain itu, ide IBP dicetuskan karena standarisasi di Indonesia kurang dikenali, mungkin warga Indonesia bisa dibilang belum “Melek” tentang standarisasi.
Harapannya, kelak melalui IBP Indonesia akan terlahir kembali sebagai sebuah negara-bangsa yang menjadi rujukan dan inspirasi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Kehidupan Indonesia yang bermutu itu lahir dari berbagai program yang didesain, dimplementasikan, dan dikembangkan oleh Indonesia Bermutu Program (IBP). IBP hadir untuk merakit Indonesia menjadi bangsa besar yang sadar akan mutu dan standar.
Track record kami di bidang standarisasi, lanjut Nosa bisa dilacak dengan mudah, ICSM, TRAMA sudah bergerak sejak 9 tahun terakhir, meng ISO-kan Nusantara, untuk menyebut contoh, PDI-P, misalnya sebagai satu-satunya partai yang terakreditasi ISO 9001 di Asia Tenggara, BEA Cukai, Disdukcapil, APLOG, MA, Pengadilan Negeri, Kepolisian, Kemendagri, dan ratusan perusahaan swasta di Indonesia.
“Jadi, kami siap bergerak dan membantu Indonesia melalui Standarisasi, dari hulu ke hilir, dari Sabang sampai Merauke, dari swasta hingga government,” ujarnya menutup pembicaraan. (AK)